Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillahiabbil alamin. Senang dan bahagia rasanya malam ini bisa kembali bertemu dengan kawan-kawan di sana. Mudah-mudahan seperti biasa, hendaknya Anda sekeluarga dalam keadaan baik. Allah cucurkan rahmat serta keberkahan dalam bentuk rezeki dan kesehatan kepada Anda sekeluarga, di mana pun saat ini Anda tengah berada. Amin amin ya rabbal alamin.
Kawan-kawan yang saya muliakan, kira-kira begini. Nabi Adam alaih salam ketika masih di dalam surga, beliau membaca lafaz bismillah. Apakah dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim? Menurut beberapa guru-guru saya tidak?.
Sebab saat itu Nabi Adam Alaihi Salam tengah berhadapan langsung dan melihat zat Allah Taala. Jika bisa melihat zat Allah Taala, kenapa harus dengan namanya? Bukankah lafaz Bismillahirrahmanirrahim itu makna dan artinya adalah "dengan nama Allah", sedangkan beliau saat itu tengah melihat Allah. Kalau bisa melihat Allah, kenapa harus dengan nama Allah untuk melihatnya?
Selain itu, menurut guru-guru saya, jika Nabi Adam alaih salam membaca Bismillah dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim, maka posisi badan beliau akan dimiringkan sedikit ke arah kiri. Sebab saat beliau membaca Bismillah dengan nama Allah, maka beliau tengah berhadapan dengan nama Allah yang berada di sebelah kiri dari zat Allah.
Ini merujuk kepada tulisan Al-Quran yang dimulai dari arah kanan dan berakhir di arah kiri. Jika diperhatikan, setiap ada lafaz Allah, pastilah posisinya berada di sebelah kanan. Setelah itu, baru di sebelah kirinya, nama-nama Allah. Sehingga, seperti "Allahu akbar", lafaz Allahnya pastilah berada di posisi kanan, sedangkan "akbar" berada di sebelah kiri.
Itulah sebabnya, jika Nabi Adam Alaihi Salam membaca Bismillah dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah), maka beliau akan menghadapkan badan beliau sedikit miring ke kiri. Sebab di situlah tempat dari nama Allah. Sedangkan jika beliau berhadapan langsung dengan Allah, maka posisi badan beliau akan berhadapan lurus vertikal, tidak terputus dengan Allah.
Nah, pada saat inilah beliau membaca sebuah lafaz "bismillah" yang bukan dengan Bismillahirrahmanirrahim. Sebab saat itu beliau dapat melihat zat Allah tanpa harus melalui nama Allah. Jadi, "Bismillah" dengan lafaz Bismillahirrahmanirrahim baru dibaca oleh Nabi Adam alaihi salam setelah beliau sampai di muka bumi. Sebab saat beliau sampai di muka bumi, beliau tidak dapat lagi melihat Allah Taala. Yang bisa beliau lihat hanyalah nama-nama Allah yang ada di alam semesta.
Itulah sebabnya ketika Nabi Adam Alaihi Salam melihat gunung, beliau membaca Bismillahirrahmanirrahim. Melihat kayu, batu, air, tanah, dan benda-benda lainnya, beliau membaca Bismillahirrahmanirrahim. Karena pada saat itu beliau tengah berhadapan dengan nama Allah, dengan "Ismi Allah", bukan lagi langsung dengan Allah. Inilah asal mula jadinya kita sebagai umat Islam diharuskan selalu membaca Bismillah ketika memandang dan memegang segala benda-benda yang ada di alam semesta ini, atau benda-benda yang nyata.
Sebab benda-benda yang nyata itu sesungguhnya secara hakikat adalah perwujudan atau tajoli dari asma atau ismi-ismi Allah Taala. Yang bisa kita lihat saat ini hanyalah ismi-isminya saja, tidak bisa kita melihat zat Allah Taala. Itu sama seperti Nabi Adam Alaihi Salam ketika beliau berhadapan langsung melihat zat Allah Taala. Maka beliau membaca "Bismillah", tidak dengan "Ismi" atau dengan asma.
Namun, ketika beliau telah sampai di muka bumi, tidak dapat lagi melihat dan berhadapan langsung dengan Allah. Maka kalimat "bismillah" yang beliau baca tentulah dengan kalimat Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah. Karena pada saat di muka bumi, Nabi Adam alaih salam hanya bisa berhadapan dengan nama-nama Allah yang berwujud gunung, batu, kayu, tanah, air, dan benda-benda lainnya.
Jadi, jika kita kaji secara mendalam, sesungguhnya orang-orang yang menyembah batu, kayu, pohon, gunung, sesungguhnya adalah orang-orang yang menyembah nama-nama. Siapa yang mereka sembah? Yaitu nama Allah Taala. Jadi, tidak sepenuhnya salah orang-orang yang menyembah batu, kayu, dan gunung-gunung tersebut. Sebab secara hakikat, asma-asma atau ismi-ismi Allah yang terdapat dalam lafaz Bismillahirrahmanirrahim, dengan nama Allah, tajolinya atau perwujudannya menjadi benda-benda di alam semesta atau benda-benda yang tampak oleh mata.
Nah, turunnya para nabi-nabi ke dunia ini sesungguhnya hanya untuk meluruskan saja. Para nabi-nabi tadi meluruskan dan mengajak umat manusia sebaik-baiknya untuk menyembah langsung kepada Allahnya, bukan kepada namanya. Jadi, jangan kita sederhanakan dan menyalahkannya hanya karena kita baru mengetahui ilmu kulitnya saja. Bahwa setiap orang yang menyembah nama, menyembah benda, adalah orang-orang yang kafir dan murtad. Tidak selamanya begitu, dan faktanya, jangankan orang-orang yang menyembah Allah Taala langsung, menyembah namanya saja pun banyak hal-hal yang mereka minta itu dikabulkan.
Karena batu, kayu, pohon, gunung yang mereka sembah itu adalah perwujudan dari asma-asma atau ismi-ismi Allah Taala. Maka banyak juga di antara orang-orang terdahulu, ketika menyembah pohon, permintaannya dikabulkan. Sesungguhnya secara hakikat, yang mengabulkannya itu adalah asma daripada Allah itu sendiri. Kecuali jika yang Anda pegang bukanlah sesuatu barang atau benda yang nyata yang tampak oleh mata, seperti ketika Anda memegang janji seseorang.
Jadi, tidak mengherankan orang-orang Saleh sulit bagi orang lain untuk mengingkari janji kepada mereka. Ketika seseorang memegang janji, dia mengawalinya dengan membaca bismillah, yang pernah dibaca oleh Nabi Adam Alaihi Salam ketika berhadapan langsung dengan Allah Taala. Jika orang yang berjanji itu mengingkari janjinya, maka orang yang berjanji itu akan seperti iblis ketika ingkar janji. Tengah berhadapan langsung dan melihat Allah, tidak melihat asma-asma Allah. Ini akibatnya sangatlah parah.
Sebab iblis, makhluk yang sangat saleh sebelumnya, dilaknat oleh Allah. Apalagi manusia biasa seperti kita yang ingkar janji kepada seseorang. Ketika seseorang itu memegang janji, kita mengawalinya dengan membaca bismillah yang pernah dibaca oleh Nabi Adam Alaihi Salam. Ketika Nabi Adam Alaihi Salam melihat Allah Taala, bismillah yang dibaca oleh beliau saat itu sebanyak 786 kali.
Ketika Anda tengah memegang janji seseorang, bagaimana lafaz bismillahnya " BISSHULTONIL AZHIM " di baca 786 x
Qobiltu
BalasHapus